Rabu, 17 Juli 2013

Tidurnya Orang yang Berpuasa adalah Ibadah




Apakah benar tidur orang yang berpuasa itu berpahala? Apakah benar seperti itu? 

Di bulan Ramadhan saat ini, kita sering mendengar ada sebagian da’i yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Bahkan dikatakan ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga dengan penyampaian semacam ini, orang-orang pun akhirnya bermalas-malasan di bulan Ramadhan bahkan mereka lebih senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi dengan hadits tersebut. Dalam tulisan yang singkat, kami akan mendudukkan permasalahan ini karena ada yang salah kaprah dengan maksud yang disampaikan dalam hadits tadi. Semoga Allah memudahkan dan menolong urusan setiap hamba-Nya dalam kebaikan.
Derajat Hadits Sebenarnya
Hadits yang dimaksudkan,
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.
Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if (lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah).
Kesimpulan: Hadits ini adalah hadits yang dho’if. Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 4696 mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).
Tidur yang Bernilai Ibadah yang Sebenarnya
Setelah kita menyaksikan bahwa hadits yang mengatakan “tidur orang yang berpuasa adalah ibadah” termasuk hadits yang dho’if (lemah), sebenarnya maknanya bisa kita bawa ke makna yang benar.
Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah. Sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,
أَنَّ الْمُبَاح إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْه اللَّه تَعَالَى صَارَ طَاعَة ، وَيُثَاب عَلَيْهِ
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya adalah demikian.
Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al Ma’arif, 279-280)
Intinya, semuanya adalah tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia. Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.
Jadi ingatlah “innamal a’malu bin niyaat”, setiap amalan tergantung dari niatnya.
Semoga Allah menganugerahi setiap langkah kita di bulan Ramadhan penuh keberkahan. Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmatnya, segala kebaikan menjadi sempurna. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam, wal hamdu lillahi robbil ‘alamin.
Rujukan:
1. As Silsilah Adh Dho’ifah, Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Al Ma’arif Riyadh, Asy Syamilah
2. Latho-if Al Ma’arif fil Mawaasim Al ‘Aam minal Wazho-if, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islamiy
3. Syarh Muslim, Abu Zakaria Yahya bin Syarf An Nawawi, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah
4. http://www.dorar.net/enc/hadith/نوم الصائم /pt
***

Diselesaikan pada waktu ifthor, 2 Ramadhan 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Rabu, 03 Juli 2013

DZIKIR

Dzikir


Al Quran mengajarkan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh seseorang akan dapat dilestarikan apabila yang bersangkutan pandai mensyukurinya, dan sebaliknya kesuksesan dan kebahagiaan itu akan segera berakir, berubah menjadi siksaan dan penderitaan apabila yang bersangkutan tidak pandai menyukurinya.
 La-in syakartum la-azidannakum wa la-in kafartum inna ‘adzabi lasyadid,
Kalau kalian syukur , aku akan tambahkan ni’mat kepadamu, dan kalau kamu kufur, maka sesungguhnya azabku maha pedih”.( QS Ibrahim , 14:7).
Demikian juga kepahitan dan kesulitan hidup, tidak akan membuahkan penderitaan apabila yang bersangkutan sabar dan tabah menghadapinya.
Dan sesunguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan cobaan berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Maka sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS al-Baqarah, 2:155)
Tapi manusia memang manusia, mereka memiliki sejumlah kelebihan dan sekaligus segudang kelemahan, manusia memiliki potensi untuk gelisah dan resah, tidak mampu bersabar, dan tidak pandai bersyukur, kecuali mereka yang memiliki iman yang mantap dan melaksanakan amal shaleh yang  ikhlas, mereka yang senantiasa dzikir kepada Allah SWT.
Manusia itu tiada jemu-jemunya berdo’a supaya memperoleh kebaikan, tetapi apabila bahaya menimpanya, ia sering berputus asa dan hilang harapan. (QS Hamim as-Sajdah, 41:49)
Manusia diciptakan dengan membawa sifat tergesa-gesa. (QS al-Isra, 17:11 dan QS al-Anbiya, 21:77)
Buku  DZIKIR  yang ditulis oleh bapak kita DR.Miftah Faridl, sebuah buku kecil, bisa di bawa kemanapun kita pergi, bisa dibaca disetiap waktu, isinya sangat bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu kita. Adapun isi dari buku ini diantaranya adalah :
1.       Petunjuk Islam untuk Mengatasi Kegelisahan
a.       Tips menghadapi realitas kehidupan
b.      Tips untuk mengatasi kepahitan dan kekecewaan
c.       Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk memperoleh hati yang tenang
 2.       Dzikir
a.       Pengertian dzikir
b.      Urgensi dan hikmah dzikir
c.       Hikmah dan manfaat dzikir
d.      Petunjuk pelaksanaan dzikir
e.      Macam-macam dzikir

3.       Akhlak dan amalan utama untuk memperoleh ketenangan dan ketegaran
a.       Sabar dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan
b.      Ikhlas dalam melaksanakan amal kebajikan
c.       Syukur bila mendapat nikmat
d.      Taubat tatkala terlanjur melakukan kesalahan/dosa
e.      Menyadari akan adanya ujian kehidupan
f.        Melakukan shalat dan bermunajat di penghujung malam
g.       Memakurkan mesjid
Apabila di uraikan secara mendetail, ini akan memerlukan waktu berhari-hari ngetiknya, maka saya anjurkan agar membaca bukunya saja, gak tebal kok buku pocket hanya 215 halaman, penerbit PUSTAKA BANDUNG
Semoga bermanfaat sebagai obat hati……

SABAR DAN SYUKUR

Sabar dan Syukur

 Sabar dan syukur kedua-duanya adalah kumparan untuk menangkap ayat-ayat Allah. Sabar adalah kumparan untuk menangkap ayat Allah yang namanya musibah. Syukur adalah kumparan untuk menangkap ayat Allah yang namanya nikmat.

Sabar dan syukur adalah cermin dari keimanan dan kepasrahan manusia kepada Allah. Jika Allah memberinya ujian, ia akan bersabar, terus mengingat dan menyerahkan urusannya kepada Allah sebagaimana dinyatakan Alquran (QS al-Baqarah/2: 165): “wa idza ashabathum mushibatun qolu inna lillahi wa inna ilaihi ra’ji’un” (jika mereka ditimpa musibah, mereka berkata sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya). Dan jika diberi nikmat, dia akan bersyukur dan berdoa sebagaimana dinyatakan Alquran (al-An’am/6: 19): “Rabbi awzi’ni an asykura ni’matakallaty an’amta alayya wa ala walidaty” (Ya Tuhanku, anugerahilah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku).

Kebanyakan manusia tidak bersyukur ketika diberi nikmat dan mengeluh ketika ditimpa musibah. Ketika jaya, ia menyangka bahwa itu semata adalah hasil dari kerja kerasnya. Ia kemudian meninggalkan Allah dan membanggakan kemampuan dirinya. Ketika ditimpa mushibah, ia menyalahkan orang lain dan mengutuk Allah.

Bersyukur harus dimulai dari nikmat-nikmat terkecil dan sedikit, karena Rasul mengatakan: “Man lam yaskuril qalil lam yasykuril katsir” (Siapa yang tidak bisa mensyukuri nikmat yang sedikit, dia tidak akan mensyukuri yang banyak). Allah berjanji siapa yang mensykuri nikmat-Nya, pasti Allah akan menambahnya lebih banyak lagi. La in syakartum la azidannakum wa la in kafartum inna adzabi la syadid (QS Ibrahim/14: 7)

Marilah kita belajar bersyukur dan bersabar.

DAKWAH ADALAH TUGAS SEMUA MUSLIM BUKAN TUGAS ULAMA SAJA

Dakwah adalah tugas semua muslim bukan tugas ulama saja




                   Tanggung Jawab Dakwah Ummat Muhammad SAW

Dakwah pada diri sendiri dan keluarga
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS Attahrim ayat 6)
Dakwah kepada tetangga, sahabat dan orang-orang dekat/kerabat
Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (QS Al an’am 92).
Dakwah kepada Ummat diseluruh dunia
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali imran 110).
Dakwah adalah maksud diciptakannya (tugas) ummat Muhammad SAW
Maksud diciptakannya manusia adalah untuk ibadah
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs adzariyat 56).
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS An Nur 41)
Maksud diciptakannya manusia adalah sebagai khalifatullah (wakil-wakil Allah dimuka bumi)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs albaqarah ayat 30)
Maksud diciptakannya Ummat Muhammad adalah untuk dakwah
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS Yusuf 108)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali imran 110). 
Hasan Basri Rah. mengatakan : “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka dialah khalifatullah, dan dialah khalifaturrasul dan dialah khalifatul kitab (al-qur’an)” . (Bahkan perkataan ini terdapat pada kitab amr bil ma’ruf nahi ‘anil munkar – Ibnu taymiyah).
Dua Amalan Orang Mukmin yang Allah SWT juga mengamalkannya
- Allah SWT Berdakwah
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam) (QS Yunus 25].
...
- Allah SWT bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (Surat Al-ahzab 56)
- Dakwah (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) adalah tugas semua muslim bukan tugas ulama saja (Tugas ulama adalah mengajar dan menunjukan jalan yang lurus (fatwa-fatwa) dsb.)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-nahl 125). 
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (Adz-adzaariyat 55) 
Hai orang yang berkemul (berselimut) (2) ,bangunlah, lalu berilah peringatan! (3) dan Tuhanmu agungkanlah! [74:1-3]
Hadits Nabi
- Dari Anas ra. beliau meriwayatkan bahwa kami berkata : “Wahai Rasulullah, adakah betul kami tidak berhak (patut) mengajak kepada kebaikan sehingga kami mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak berhak (patut) mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran? Maka Baginda SAW menjawab : “Tidak bahkan serulah kepada kebaikan walaupun kalian belum mengamalkan semua kebaikan dan cegahlah kemungkaran walaupun kalian belum meninggalkan semuanya dengannya (HR Imam athabrani dalam al ausath dan jami’ushaghir) 
- Dari abi sa’id al khudry Ra. berkata saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa melihat kemungkaran dihadapannya maka rubahlah dengan tangannya. Sekiranya tidak mampu maka rubahlah dengan lidahnya. dan sekiranya tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya dan yang sedemikian itu selemah-lemahnya iman (HR Imam Muslim). 
Bagaimana Jika dakwah ditinggalkan
1. Diharamkan keberkahan wahyu (Tidak bisa memahami al-qur’an dan hadits)
- Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. beliau berkata bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda : “Apabila ummatku mengagungkan dunia maka akan dicabut d...arinya kehebatan islam, apabila mereka meninggalkan amr bil ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi ‘anil munkar (mencegah kemungkaran maka diharamkan atasnya keberkahan wahyu dan apabila mereka saling caci mencaci maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah swt. (HR Hakim dan Tirmidzi – Dari kitab Durrul mantsur).
2. Diadzab sebagaimana diadzabnya Bani israil
Dari Urs bin ‘amirah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab masyarakat banyak disebabkan kejahatan segelintir orang, sehingga segelintir orang itu melakukan suatu kejahatan yang sebenarnya mampu dicegah oleh masyarakat banyak, tetapi mereka tidak berusaha mencegahnya. Ketika terjadi demikian, maka Allah akan membinasakan semuanya, masyarakat banyak dan segelintir orang tersebut” (HR Imam thabrani dan sanad-sanagnya tisqat/terpercaya – majmauz zawaa’id VII/528).
Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. [5:78]
3. Doa tidak dikabulkan
Dari Hudzaifah bin al yaman ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : ” Demi dzat yang nyawaku dalam kekuasaannya! kalian harus menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ! atau (jika tidak), Allah akan mengirimkan pada kalian adzab dari-Nya, kemudian kalian berdoa (meminta tolong kepada-Nya), tetapi Dia tidak menerima doa kalian (HR Tirmidzi, katanya hadits ini hasan. Bab tentang amr ma’ruf nahi munkar, hadits nomor 2169).
4. Dibangkitkan pemimpin yang dhalim
Hadzat abu darda ra. salah seorang shahabat yang masyhur berkata : “Tetaplah kamu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kalau tidak Allah Swt akan membangkitkan pemimpin (raja) yang dhalim yang memerintah kamu. Dia (aja dhalim) tidak akan menghormati orang tua kamu dan tidak akan menaruh belas kasihan kepada yang muda-muda dikalangan kamu. Pada masa itu, doa orang-orang shalih tidak akan diterima, Kamu inginkan bantuan tapi bantuan tidak akan diberikan, kamu mohon keampunan tetapi Allah swt tetapi kamu tidak akan diampuni”.

Selasa, 14 Mei 2013

HUKUM GALAU DALAM ISLAM

Hukum Galau Dalam Islam

Bismillahirrahmanirrahim.

Bimbang atau yang sekarang ngetrend Galau merupakan suatu keadaan dimana jiwa dan raga tidak saling mengisi tetapi pikiran fokus pada satu tujuan yaitu pilihan.

Penyebab dari galau itu sendiri adalah diri sendiri yang terlalu fokus pada satu hal kecil tanpa memperdulikan hal yang sangat besar yang notabene wajib dan nomor satu.

Lantas apa hukumnya galau bagi seorang muslim?

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman." (QS. Ali Imran [3] : 139)

Lihat susunan dari ayat ini;

Lemah - Bersedih hati - Beriman.

Jika seseorang mengalami suatu keadaan lemah dan bersedih hati (galau) bukan berarti ia tidak beriman, tetapi imannya sedang turun.
dan jika seseorang itu Beriman, Imannya sudah tidak diragukan lagi, dia tidak akan mengalami suatu keadaan yang lemah, bersedih hati atau galau.

Kenapa begitu?

Tak bisa kita pungkiri, hal yang membuat kita galau pada dasarnya adalah hati kita yang gelap, terlalu mencintai dunia atau sesuatu yang abstrak.

Jika hati kita bersih, pikiran selalu berdzikir, selalu yakin kepada qada dan qadar Allah, kita tidak akan mengalami suatu keadaan galau.

Haram?
kalau begitu hukum galau bagi seorang Muslim itu Haram dong?

Kembali ke aqidah masing-masing,
saya tidak bisa menyimpulkan Haram atau Halal.

Saya yakin Anda bisa menyimpulkan hukum galau dari ayat yang saya paparkan di atas.

Semoga bermanfaat.

Wallahua'lam.

Kamis, 09 Mei 2013

DOSA STATUS FACEBOOK

*** Dosa Status Facebook ***

Al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali –rahimahullah- mengatakan dalam kitabnya yang bertajuk Bidayah Al-Hidayah (hlm. 137-138 beserta syarhnya Maraqi Al-‘Ubudiyyah karya Abu ‘Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi)
و أما اليدان فاحفظهما عن أن... تكتب بهما ما لا يجوز النطق به، فإن القلم أحد اللسانين، فاحفظ القلم عما يجب حفظ اللسان عنه

“Adapun kedua tangan, maka jagalah dari menulis sesuatu yang tidak boleh diucapkan. Karena sejatinya pena merupakan salah satu dari dua lisan. Maka jagalah pena dari hal-hal yang harus dijaga oleh lisan.”

Dzun Nun Al-Mishri bersyair:
Tidak ada seorang penulis pun kecuali akan diuji
Apa yang ditulis kedua tangannya akan terus ada sepanjang masa
Maka, janganlah kau tulis dengan telapakmu,
kecuali sesuatu yang akan membuatmu senang kau lihat di hari Kiamat.”

Penulis Mirqah Ash-Shu’ud At-Tashdiq syarh Sulam At-Taufiq ila Mahabbatillah ‘ala At-Tahqiq (hlm. 132) menjelaskan, “Karena sesungguhnya pena meruapakan salah satu dari dua lisan. Karena sejatinya tulisan merupakan ungkapan lisan, sebagaimana kata ‘Ali Al-Nabtiti. Oleh sebab itu, Al-Ghazali berkata dalam Al-Bidayah, ‘Maka jagalah penamu dari hal-hal yang wajib dijaga oleh lisan.’”

Jadi, hati-hati dalam menulis! Tulislah hal-hal yang baik agar kelak Anda melihatnya dengan kegembiraan. Lain halnya jika Anda asal tulis seperti keluh kesah, caci maki, ghibah, namimah, dan semacamnya. Maka Anda akan menyesal dengan penyesalan yang besar!!!

Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari seluruh keburukan...

Sumber: Renungan Al-Qur'an

NGERUMPI (HATI-HATI DOSANYA)

NGERUMPI (HATI-HATI DOSANYA)
--wanita wajib baca--
--laki-laki wajib mengingatkan--

Pembicaraan yang bathil (paling jelek) adalah pembicaraan maksiat, pembicaraan yang durhaka kepada Allah Ta'ala. Seperti menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebriti, dan sebagainya. Perkembangan di industri pertelevisian hari ini semakin menyadarkan kita bahwa ngerumpi telah menjadi gaya hidup dan kebiasaan masyarakat kita. Apabila sesuatu yang haram telah menjadi kebiasaan dan pelakunya merasa itu tidak haram, sungguh inilah kekejian yang besar.

Ngerumpi adalah pebuatan haram, yang akan membuat pelakunya tercela di sisi Allah. Ngerumpi tidak sekadar omong-omong, tetapi sering mengarah pada membicarakan orang lain. Anehnya, ada sebagian yang justru senang karena menjadi bahan pembicaraan orang lain, seakan dirinya telah menjadi isu publik dan perhatian.

Sudah maklum bahwa yang banyak melakukan perbuatan tercela ini adalah wanita. Mereka melakukannya di dapur, di arisan, dan juga forum-forum tidak formal, misalnya sambil nongkrong mencari kutu rambut. Wanita punya kebiasaan buruk ini. Bahkan, boleh jadi ngerumpi ini identik dengan wanita.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda terkait dengan kebiasaan kaum wanita yang gemar ngerumpi:

"Sesungguhnya, ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga hari Kiamat" (HR Ibnu Majah)

Disamping berdosa, ngerumpi juga tidak meningkatkan produktivitas kerja. Orang yang mengisi waktu luangnya dengan ngerumpi, berarti ia telah mengisi hidupnya dengan sesuatu yang tidak berguna. Wanita yang memiliki kebiasaan ini, pasti tidak bisa menghasilkan hasil kreativitas kepada publik. Ia hanya mengisi waktu luangnya dengan mengobrol sehingga tak ada perubahan hidup ke arah yang lebih baik.


sumber : www.facebook.com/pages/Cinta-dan-Persahabatan-dalam-Islam/115339901946?fref=ts